Friday, July 01, 2005

MENJELMA PADA SUATU MALAM

Malam ini begitu penat, kepalaku tertoleh miring ke kiri.
Ada apa gerangan? Bisikan-bisikan pelan bergumam.. (uhmm... hmm).
Ada bunyi-bunyian bersautan, namun mereka terlalu jauh.

Gemerisik daun membuai dengan harumnya bau klorofil yang masih menyisakan kejayaan sang matahari,
Adapun bau rerumputan tak kalah megahnya bersanding di atas tanah.
Gemericik air membasuh lamunan, dan aku larut, karena ia begitu tenang.
Bawa aku hanyut malam ini... aku tak peduli lagi.

Kadangkala rasa sepi membuatku sedih, tapi tidak malam ini.
Keramaian yang mendorongku untuk memati-surikan diri sejenak.
Ciprati wajahku dengan air kembang tujuh rupa agar kelak aku masih dapat terjaga karena masih ada keharuman yang bisa kuhirup.

Aku hanya diam.. dan diam.
Dalam baluran alam, aku terpejam.
Rasanya, suara binatang yang bersahutan bagaikan teriakan yang merdu.
Seakan memanggil aku untuk menghilang dan menjadi satu dengan mereka.
Lalu binatang jalang ini mulai menyamarkan dirinya dan bertransformasi begitu rupa.

Segenggam alam mimpi, tidak usah takut untuk hilang di dalamnya.
Bukanlah ilusi, yang terlalu sempuna dan tidak memiliki celah untuk dihina,
bukanlah musuh yang berbahaya, yang selalu mengawasi dengan pedang sepuluh mata,
hanyalah hiburan, untuk menjawab kegalauan semata.

Saatnya bagi manusia ini meninggalkan segala bentuk kemanusiaannya dan menjelma,
menikmati kesunyian.. di dalam populasi hutan tengah malam.
untuk bertenang, melepaskan naluri untuk bermain... dan berhenti berpikir.

Kelak terbangun di keesokan hari.



01 July 2005
10.50 P.M.