Sunday, January 09, 2005

MEMILIH HIDUP ATAU MATI

Dilema ini terus menggebu dan menderu.
Seiring waktu berlalu, angin pun menjelma menjadi uap air yang beku.
Segala usaha untuk bertahan membuat mati sebuah pilihan.
Mata yang gelap tidak bisa melihat lingkaran kedamaian.

Hari tetaplah menjelang hari-hari.
Tetapi di dalam impian, waktu telah berhenti.
Menyimpan raga di balik lemari yang terkunci.
Tidak mampu lagi menatap masa depan lepas hari.

Menanti kebahagiaan yang datang bersama dengan belas kasihan.
Memanjakan diri berharap ada uluran tangan yang perduli.
Hati yang egois tidak akan mampu membuat sebuah perubahan.
Hati yang egois hanya akan bisa bermimpi.

Bila kaki terus diam, tanpa mau melangkah pergi.
Bila kaki terus diam, mencoba berpuas nikmati diri.
Selamanya jiwa akan mati.
Selamanya jiwa tinggal sendiri.
Selamanya jiwa merasa sepi.
Berpulang jiwa, tanpa senyum yang berseri.


20 MARET 2004, 05:44 PM

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home