Sunday, January 09, 2005

NAFAS SANG ANGIN

Hembusan semilir mengusap wajahku.
Tangan yang sejuk itu datang sebagai kawan, bukan lawan.
Dengan senandung ringan, suara mulai bercerita.
Dengan kisah lama hari yang masih berjalan.
Berkisah tentang hidup dan lika-likunya.

Alunan nafas berbisik di telingaku.
Sejenak kesejukan merasuk di sanubari.
Mengenang keindahan sang surya.
Keindahan dan kemegahan yang terlintas.
Dibalik hari hampir malam yang segera tiba.

Tiupan lembut merambah sela-sela pikiran.
Membawa biru, merah, hitam, kemudian berlalu.
Membawa kuning, hijau, putih, kemudian berlalu.
Menyisakan warna-warna di sela-sela kekosongan.
Ada pelangi di jiwaku.

Dia yang melayang terus menjagaku.
Bak senyum dan tangan kasih dari sang Bunda.
Kulupakan tangis pilu masa kecilku.
Kukenang tawa semerbak hari-hari dulu.
Dan kini aku beranjak dewasa dalam ketegaran.

Nafas sang angin bukanlah jiwaku.
Dialah sang waktu... yang melayang dalam lorong hidupku.
Dalah jelmaan... dari tangan sang suci yang temani hari-hariku.
Dialah wujud... manifestasi dari cahaya harapan impianku.
Dia bersamaku, dia sahabatku.
Memilikinya, bahkan disaat semua berlalu.

Aku tenang, terbuai dalam kisahnya.
Aku tentram dijaga dalam lindungannya.


01 DESEMBER 2004, 10:00 AM

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home