Wednesday, February 09, 2005

PERI EMBUN

Tersebut sosok sang peri embun.
Memiliki sayap, tak seelok merpati.
Memiliki paras, tak seelok bidadari.
Memiliki raga, tak seelok peri.
Namun memiliki hati.

Bekerja dan bekerja.
Melayang dan melayang penuh keanggunan.
Di tanah yang kering dan meluapkan api.
Meneteskan embun tiap-tiap hari.
Mengalahkan lelah diri.

Bekerja dan bekerja.
Memercikkan kesejukan, berbekal harapan.
Memancarkan sinar yang menghangatkan hati.
Di hadapan panas yang menciutkan diri.
Mengalahkan rasa nyeri.

Percaya dan percaya.
Walau setetes embun takkan banyak berarti.
Di tanah yang kering dan meluapkan api.
Namun dia berharap.
Setetes embun pagi,
Dapat memelihara nyawa bunga-bunga yang hampir mati.

Percaya dan percaya.
Walau kebaikan takkan banyak berarti.
Di saat kegersangan melanda nurani.
Namun dia berharap,
sedikit yang ia perbuat.
Dapat menetramkan jiwa-jiwa yang lelah,
dan memberi kekuatan.
Untuk berjalan lagi di esok hari.


8 FEB 2005, 04:54 PM

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home