Thursday, May 12, 2005

MAAFKAN AKU

Sudah terlalu lama aku berdiam.
Sudah terlalu nyenyak aku berhening.
Sudah terlalu jauh aku menggelap.
Sudah terlalu banyak aku menghukum diri ini.

Cukup.
Kurasa cukup bagiku.

Berlakon sebagai pertapa untuk mencari surga?
Mengoyak raga untuk menebus dosa?
Namun apa yang kudapat?
Amarah di dalam hidupku, neraka bagi jiwaku

Kini, aku sadar dan mengerti,
Aku telah berdosa, terhadap jiwaku sendiri.

Maafkan aku jiwaku, maafkan aku.
Maafkan aku yang telah memadamkan pelitamu tanpa menyulutnya kembali.
Maafkan aku karena memilih untuk menjadi penonton di dalam kegelapan.

Maafkan aku jiwaku, maafkan aku.
Seharusnya aku bergirang di bawah hangatnya cahaya.
Seharusnya aku mengerti apa artinya cahaya.
Namun, dimana ada cahaya disitulah ada bayangan.
Aku terlalu takut akan bayangan yang mengikuti langkahku di dalam cahaya.
Kucoba membungkamnya di dalam kegelapan.
Membungkusmu di dalam kelam.
Kukira aku merasa damai dan aman.
Kukira.

Cukup.
Sudah cukup bagiku!
Aku berhak untuk bahagia!
Aku berhak untuk tertawa, walau langkahku pernah penuh dosa.
Tetapi, siapa yang tidak?!
Kelak dia, pergerakan semesta yang dapat menilainya.
Bukan aku, bukan juga mereka.

Maafkan aku jiwaku, maafkan aku.
Kucoba ciptakan gelak tawa untuk dunia, juga duniaku.
Tak sepatutnya aku membunuhmu, meskipun dunia membuatku jenuh.
Biarkan kusulut pelita itu sekali lagi, untuk dunia, dan duniaku.

Aku tidak mengusir diriku dari dalam kegelapan, tidak.
Aku hanya belajar untuk mencintai cahaya.
Untuk hidupku dan hidupmu.
Untuk kebahagiaanku dan kebahagiaanmu.


12 MAY 2005, 5.00 PM

1 Comments:

Blogger Atul said...

You already know what I think about this poem, so I won't go into that. But for the record, it's sad but good.

It's a moment of realization but then again, here, ur punishing yourself for the 'sins' you've committed. But instead of punishing yourself, you could've just revive yourself from those sins.

But i'm glad that ur somewhat free-ing yourself from all your pain. But you noe what, sometimes, we people are just afraid to be happy. Now that's pitiful. But even I do that. Hehe... terrible me..haha

6:15 AM  

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home