Friday, August 19, 2005

AKU SEORANG PENGECUT

Aku tidak memburumu karena kau terlalu membara.
Aku menjauhimu karena dinginmu membuatku tak mampu meraba.
Tidak memiliki masa depan dan bingung dengan masa laluku.
Aku… seorang pengecut.

Aku takkan merayumu karena kau membuatku gerah.
Aku takkan menampikmu karena kau terlalu indah.
Antara hitam dan putih, tak ingin kuidentifikasi warnamu.
Aku… seorang pengecut.

Aku selalu mencoba bersanding karena kau membuatku iri.
Aku ingin membungkammu karena warnamu begitu berseri.
Menginginkanku, tetapi tidak! Tak ingin kau menyakitiku.
Aku… seorang pengecut.

Aku menjadi nanar karena ketakutanku.
Aku semakin pudar karena keberanianku.
Lalu… dimana letak kekuatanku?
Aku tidak berani menjawabnya.
Aku… seorang pengecut.

Dan… ya, tak perlu kujawab
Yang perlu kulakukan hanyalah menerima kenyataan,
Bahwa aku, memang seorang pengecut

Dan… ya, kata mereka.
Kekuatanmu adalah juga kelemahanmu.
Kupahami dengan cara: Kelemahanku adalah kekuatanku.
Dan… ya, kuakui itu.

Aku seorang pengecut
Dan… ya, aku bangga!

Aku seorang pengecut, terlalu pengecut.
Karena itulah :
Takkan mampu kubuang keberadaanku
Takkan mampu kulepaskan keyakinanku
Takkan ada keberanian untuk semua itu

Dan… ya, karenanya : Aku tetap hidup!





August 2005

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home